SISTEM KOORDINASI – Setelah kamu mempelajari berbagai proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, sepertinya proses-proses tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Sebagai contoh, sistem pencernaan tidak akan berarti jika tidak didukung oleh sistem peredaran darah. Beredarnya darah bertujuan untuk mengedarkan sari-sari makanan dan oksigen.
Berbagai organ di dalam tubuh bekerja secara teratur, baik tempat maupun waktunya. Untuk mengatur segala aktivitas organ-organ tubuh tersebut diperlukan sistem koordinasi.
Sistem inilah yang akan mengatur agar antar sistem bekerja saling mendukung dan teratur. Oleh karena itu, tanpa sistem koordinasi segala aktivitas tubuh akan berjalan tidak teratur.
Pada artikel kali ini, kamu akan mempelajari sistem saraf dan sistem hormon sebagai kesatuan sistem koordinasi pada manusia, serta indra sebagai penerima rangsang atau reseptor.
Berbagai kegiatan akan kamu lakukan untuk memahami sistem koordinasi ini. Salah satunya adalah percobaan tentang terjadinya gerak refleks.
Daftar Isi
A. Pengertian Sistem Koordinasi
Hal-hal apa saja yang bisa kamu lakukan ketika menonton acara yang lucu? Berbagai ekspresi mulai tersenyum tertawa terbahak-bahak bisa terjadi ketika menonton acara yang lucu.
Lain halnya ketika kamu menonton film yang menakutkan. Jantungmu akan berdenyut cepat, wajah pucat pasti, dan kamu merasakan ketakutan.
Semua hal tersebut dapat terjadi karena sistem organ pada tubuhmu bekerja secara harmonis.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang disebut sistem koordinasi.
Sistem ini bertugas mulai dari menerima rangsang, meneruskannya ke alat koordinasi kemudian menentukan tanggapan.
***
Sistem koordinasi terdiri atas alat indra, sistem saraf, dan sistem hormon (endokrin). Masing-masing bagian dari sistem koordinasi ini memiliki karakteristik sendiri-sendiri dalam melakukan fungsinya.
Kerja sistem koordinasi diperlukan oleh makhluk hidup setiap saat. Pada banyak hewan, sistem koordinasi sangat berguna dalam mempertahankan hidup. Misalnya, pada hewan rusa.
Meskipun ia sedang merumput, sistem indra-nya, seperti mata dan telinga, tetap waspada terhadap keadaan sekeliling.
Hal ini untuk mewaspadai adanya hewan pemangsa, seperti macan atau harimau. Ketika bahaya datang, alat indra telinga dan mata akan mendengar dan melihat adanya harimau mendekat.
Sistem saraf, seperti otak dan sel-sel saraf, memerintahkan otot-otot rusa untuk berlari secepat mungkin.
Untuk mengimbangi perubahan aktivitas tubuh yang mendadak, sistem saraf pusat memerintahkan kelenjar hormon menghasilkan hormon untuk meningkatkan kerja jantung, pergantian oksigen, aliran darah, dan pembakaran cadangan makanan tubuh agar rusa dapat terus berlari menghindari kejaran harimau.
Tanpa adanya sistem koordinasi dari sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon, rusa tersebut akan dengan mudah dimangsa harimau.
Jika mata rusa tersebut ditutup, dapatkah rusa menghindari kejaran harimau? Bagaimana dengan manusia? Apakah yang akan terjadi jika manusia berlari dengan mata tertutup?. Hal ini pasti tidak mungkin dilakukan jika sistem indera tidak berkoordinasi.
B. Sistem Saraf
Pernahkah kamu memakai kaos tanpa melihat? Pernahkah kamu makan tanpa melihat?
Kamu masih dapat memakan kaos dan memasukkan makanan tanpa melihat, bukan? Hal ini dapat terjadi karena sistem saraf aktif bekerja. Alat-alat tubuh yang lain pun dapat melakukan fungsinya secara teratur akibat bekerjanya sistem saraf.
Kerja sistem saraf dimulai ketika rangsang diterima oleh sel saraf. Selanjutnya, rangsang tersebut dikirim ke saraf pusat.
Dari saraf pusat rangsang akan dikirim ke sel saraf lain yang akan menanggapi rangsang tersebut. Sebagai gambaran, dijelaskan perjalanan rangsang panas yang dirasakan oleh indra perasa.
Rangsang panas yang diterima tubuh akan diteruskan ke otak. Kemudian, secara sadar otak memerintahkan alat tubuh untuk mengatasi rasa dingin tersebut, misalnya memakai jaket.
Secara umum, sistem saraf berfungsi mengenali rangsang yang berasal dari dalam dan luar tubuh.
Kemampuan mengenali rangsang ini dibantu oleh alat indra. Sistem saraf juga berfungsi mengatur dan mengendalikan jenis aktivitas sebagai tanggapan terhadap rangsang tersebut.
1. Sel Saraf
Apakah yang menyusun sistem saraf pada manusia itu? Sistem saraf pada manusia tersusun atas jaringan saraf. Jaringan saraf tersebut terdiri atas sel-sel saraf atau neuron.
Struktur sel saraf yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya, bergantung pada lokasi dan fungsinya.
Agar sel saraf dapat melakukan fungsinya, sel saraf harus memiliki bagian yang menerima dan mengantarkan rangsang. Oleh karena itu, sel saraf tersusun atas badan sel, akson (neurit) dan dendrit yang memiliki tugas-tugas khusus.
Badan sel saraf merupakan tempat inti sel, dan mengandung sitoplasma. Badan sel saraf berfungsi sebagai tempat pemeliharaan semua bagian sel saraf agar tetap berfungsi.
Adapun dendrit merupakan cabang-cabang sitoplasma berupa serabut. Serabut dendrit berfungsi menyalurkan rangsang atau stimulus ke badan sel.
Sementara itu, Akson merupakan juluran sitoplasma yang ukurannya lebih panjang daripada dendrit. Serabut akson berfungsi panjang daripada dendrit.
Serabut akson berfungsi menghantarkan rangsangan dari badan sel ke sel saraf lainnya.
Di dalam akson terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Bagian ini berfungsi menghantarkan impus saraf.
Akson dibungkus oleh selubung mielin. Selubung mielin berfungsi sebagai pelindung sel saraf dari tekanan atau luka seta mempercepat jalannya impuls saraf.
Struktur selubung meilin beruas-ruas sehingga membentuk banyak lekukan. Lekukan antar ruas tersebut dinamakan celah akson (nodus Ranvier). Pada bagian terluar terdapat selaput penyelubung sel saraf yang disebut neurolema.
Ujung akson yang berbentuk kantung berisi zat kimia asetilkolin (penghantar rangsang) dan kolinesterase (penetral bubungan pada sinapsis).
Sinapsis merupaka ncelah antara dua pertemuan sel saraf. Pertemuan tersebut dapat terjadi antara dendrit-akson, akson-badan sel saraf, akson-akson, dendrit-dendrit, dan dendrit-badan sel saraf.
a. Pengelompokan Sel Saraf Berdasarkan Fungsi
Pada dasarnya, sel saraf berfungsi membawa rangsang dari satu bagian tubuh ke bagian yang lainnya.
Sel-sel saraf tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yitu sel saraf motoris, sel saraf sensoris, dan sel saraf penghubung (konektor).
Sel saraf sensoris membawa rangsang dari alat-alat panca indra menuju pusat susunan saraf. Sementara itu, bagian tubuh yang menerima rangsang disebut reseptor. Semua alat indra dapt dikatakan sebagai reseptor.
Sel saraf motoris membawa rangsang dari pusat susunan saraf menuju efektor.
Efektor adalah bagian tubuh yang melaksanakan perintah dari otak akibat adanya rangsang. Sebagai contoh, apabila tanganmu tersentuh api, otak memerintahkan tangan agar bergerak menghindar.
Tangan inilah yang disebut efektor. Sel saraf motoris terdidri atas banyak dendrit dan hanya satu akson. Adapun sel saraf penghubung berfungsi menghubungkan sel saraf sensoris dengan sel saraf motoris.
Anak panah yang terlihat pada gambar dia tas menunjukkan perjalanan rangsang yang dibawa saraf sensoris menuju sumsum tulang belakang dan otak.
Rangsang diterima dan disatukan oleh sel saraf penghubung dalam sumsum tulang belakang atau dalam otak. Sel saraf penghubung juga menyampaikan rangsang menuju saraf motoris.
Sel saraf motoris membawa rangsang dari sumsum tulang belakang atau otak ke efektor.
b. Pengelompokan Sel Saraf Berdasarkan Struktur
Berdasarkan strukturnya, sel saraf dikelompokkan menjadi sel saraf bipolar, unipolar, dan multipolar. Apakah perbedaan ketiga macam sel saraf tersebut?
Sel saraf unipolar mempunyai satu juluran badan sel yang bercabang menjadi akson dan dendrit.
Sel saraf dikatkan bipolar jika terdapat juluran dendrit dan juluran akson.
Adapun sel saraf mulitpolar mempunyai banyak juluran dendrit dan satu juluran akson. Lebih jelasnya coba perhatikan gambar berikut.
2. Pengelompokan Sistem Saraf
Saraf pada manusia, ada yang terletak di sumbu tubuh dan ada yang terletak di tepi tubuh. Saraf-saraf yang terletak di sumbu tubuh membentuk sistem saraf pusat. Adapun yang terletak di tepi tubuh membentuk sistem saraf tepi.
a. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat merupakan pengendali seluruh kegiatan tubuh. Sistem ini dibangun oleh otak dan sumsum tulang belakang. Semua rangsang yang datang akan ditekan pada bagian ini.
Otak dan sumsum tulang belakang merupakan organ yang sangat penting sehingga keduanya harus dilindungi. Otak dilindungi oleh tongkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang.
Selain itu, keduanya juga dilindungi oleh selaput saraf pusat (meninges). Selaput ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu selaput jaring-jaring (arachonoid), selaput keras (duramater), dan selaput halus (plameter),
Antara lapisan kedua dan ketiga terdapat cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi melindungi otak dari getaran.
Otak merupakan bagian terbesar dan paling rumit di antara komponen sistem saraf. Otak manusia terdiri atas otak kecil (serebelum), otak besar (serebrum), dan sumsum lanjutan (medula oblogata).
Terusan sumsum lanjutan tersebut membentuk sumsum tulang belakang (medula spinalis).
Otak besar terdiri atas lapisan dalam dan lapisan luar. Lapisan luar berwarna kelabu karena mengandung banyak badan sel saraf. Adapun bagian dalam berwarna putih karena tersusun atas akson.
Otak besar terbagi menjadi beberapa belahan (lobus). Bagian depan otak besar merupakan pusat ingatan. Bagian atasnya merupakan pusat gerakan.
Bagian belakang otak besar merupakan pusat saraf penglihat. Adapun bagian sampingnya merupakan pusat saraf pendengar.
Otak kecil terletak di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi untuk mengatur rangsangan yang berasal dari sel saraf motoris hingga menghasilkan gerak pada otot rangka.
Selain itu, otak kecil juga berfungsi mengatur keseimbangan tubuh.
Bagian akhir otak adalah sumsum lanjutan. Sumsum lanjutan merupakan bagian tengah otak ke bawah. Otak ini menghubungkan otak besar dengan sumsung tulang belakang.
Sumsum lanjutan berfungsi mengatur kecepatan pernapasan, denyut jantung, dan kegiatan yang tidak disadari tubuh.
Dengan adanya sumsum lanjutan, kehidupan masih dapat berlangsung walaupun otak besar dan otak kecil melakukan kerusakan.
Sumsum saraf pusat lainnya adalah sumsum tulang belakang. Sumsum ini terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang dan berhubungan langsung dengan sumsum lanjutan.
Bagian luar sumsung tulang belakang berwarna putih dan bagian dalamnya berwarna kelabu. Masih ingatkah apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan warna ini.
Pada gerakan normal, sumsum tulang belakang berperan dalam perambatan rangsang dari sel saraf sensoris menuju otak dan dari otak menuju ke saraf motoris dari seluruh tubuh menuju otak.
Selain itu, sumsum tuang belakang pun merupakan pusat saraf pengatur gerakan refleks.
Gerakan reflesks adalah gerakan tiba-tiba tanpa disadari saat terjadi hal yang membahayakan tubuh. Pada gerakan ini, rangsangan yang dibawa saraf sensoris menuju saraf pusat tidak diolah terlebih dahulu.
Rangsang ini langsung diteruskan oleh saraf motoris menuju otot gerak. Gerak refleks pun ada yang diatur oleh otak, contohnya gerak membesar dan mengecilnya pupil mata dan menutupnya kelopak mata karena adanya angin berdebu. Ada banyak contoh yang lain dari gerakan refleks dari tubuh kita.
Gambar di atas adalah suatu contoh gerak refleks. Rangsang yang diberikan pada bagian bawah tempurung (tendon) diteruskan oleh sel-sel saraf sensoris menuju sumsum tulang belakang.
Rangsangan tersebut tidak diteruskan ke otak untuk diolah, melainkan langsung diteruskan oleh sel saraf penghubung pada sumsum tulang belakang menuju sel saraf motoris.
Sel saraf motoris ini membawa perintah yang harus dilakukan oleh otot paha. Hasilnya, sesaat setelah palu karet dipukulkan, otot paha berkontraksi.
b. Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi tersusun atas saraf-saraf yang tersebar di tepi seluruh tubuh. Pangkal sistem saraf adalah sumsum tulang belakang dan otak.
Sistem saraf ini mencakup seluruh sistem saraf, kecuali otak dan sumsum tulang belakang. Pada sistem saraf tepi terdapat 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang yang keluar dai otak.
Saraf yang keluar dari otak disebut saraf kranial, sedangkan yang keluar dari sumsum tulang belakang disebut saraf spinal.
Pada sistem saraf tepi terdapat saraf pengatur aktivitas tubuh yang disadari dan saraf pengatur aktivitas tubuh yang tidak disadari. Saraf yang mengatur aktivitas tubuh yang disadari membentuk sistem saraf somatis.
Adapun saraf-saraf yang mengatur aktivitas tubuh yang tidak disadari membentuk sistem saraf otomata. Apakah perbedaan kedua sistem saraf tersebut?
- Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri atas saraf-saraf motoris penghubung otak dan sumsum tulang belakang dengan otot rangka. Sistem saraf ini didpengaruhi kesadaran . Artinya , kerja saraf ini sesuai dengan kehendak kita. Oleh karena itu, sistem saraf somatis sering disebut sistem saraf sadar. - Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom terdiri atas saraf-saraf motoris yang menuju otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem saraf ini tidak dipengaruhi kesadaran. Artinya, kerja saraf ini di luar kehendak kita.Itulah sebabnya, sistem saraf otonom disebut juga sistem saraf tak sadar. Pada sistem saraf otonom terdapat saraf yang sifat kerjanya berlawanan, yaitu sara simpatis dan saraf parasimpatis.
Saraf parasimpatis dan simpatis ini ada yang bekerja pada waktu bersamaan, misalnya pada denyut jantung, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
Hal yang sama juga terjadi pada organ–organ. Namun, ada juga yang bekerjanya tidak dalam waktu bersamaan. Berbagai fungsi organ tubuh yang dikendalikan oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis dapat kamu lihat pada gambar di atas.
Bersambung >> Sisten Hormon pada Manusia
Baca juga :
# Sistem Koordinasi
Leave a Reply