SISTEM EKSKRESI – Setiap hari kalian buang air kecil. Setiap saat kalian bernapas. Kalian akan berkeringat ketika melakukan banyak aktivitas, misalnya saat bermain bola.
Apa sebenarnya yang kalian keluarkan dan mengapa harus dikeluarkan?
Mari kita mempelajari apa yang disebut sistem ekskresi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Daftar Isi
Sistem Ekskresi
Setiap hari kalian pasti mengeluarkan air seni (urin) pada saat buang air kecil. Saat kalian bernapas, kalian akan menghembuskan karbon dioksida, sebagai sisa pernapasan.
Jika pada siang hari kalian berada di bawah terik matahari atau di saat malam hari udara sangat panas, kalian sering berkeringat.
Jika kalian berada di salam kendaraan umum yang penuh sesah, bajukalian pun aka basah dengan keringat. Hal-hal tersebut merupakan proses yang sangat penting dan alamiah.
Mengapa zat-zat tersebut dikeluarkan dari tubuh kita? Zat-zat tersebut merupakan zat sisa metabolisme yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh.
Zat sisa metabolisme harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat bersifat racun bagi tubuh. Proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari sel-sel tubuh disebut ekskresi.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi.
Sistem ekskresi berfungsi untuk membantu memelihara keseimbangan dalam tubuh makhluk hidup (homeostasis). Sistem ekskresi selain dilakukan dengan mengeluarkan zat sisa metabolisme, juga dengan melakukan proses osmoregulasi.
Osmoregulasi adalah pengaturan keseimbangan air dalam tubuh makhluk hidup. Tubuh makhluk hidup perlu menyeimbangkan jumlah air yang masuk dan keluar dari dalam tubuh.
Alat Ekskresi pada Manusia
Alat ekskresi pada manusia adalah paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Tugas utama organ-organ tersebut yaitu membuang sisa metabolisme.
Sisa metabolisme pada manusia misalnya karbon dioksida, urea, dan zat warna empedu. Dari keempat organ tersebut, alat ekskresi yang terpenting adalah ginjal.
Namun demikian, kita akan membahas semuanya.
Alat Ekskresi – Ginjal
Ginjal atau ren berjumlah sepasang dan berwarna merah tua. Kedua ginjal itu terletak di dalam rongga perut, di sebelah kanan dan kiri ruas-ruas tulang pinggang.
Berat ginjal seseorang umumnya berkisar 0,5% dari berat badannya. Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitogren, misalnya amonia.
Amonia merupakan hasil pemecahan protein yang kita makan. Ginjal juga berfungsi mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebih, misalnya vitamin.
Selain itu, ginjal juga berperan dalam mengatur keseimbangan air untuk mempertahankan cairan ekstraseluler dengan mengeluarkan air dari dalam tubuh bila jumlahnya berlebihan.
Hal ini merupakan fungsi ginjal dalam osmoregulasi. Ekskresi dari ginjal berupa air seni (urin).
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bigian sumsum ginjal (medula), bagian luar (kulit ginjal atau korteks), dan rongga ginjal (piala ginjal atau pelvis renalis).
Kulit Ginjal (korteks)
Di dalam kulit ginjal terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari badan Malpigh dan tubulus saluran).
Badan malpighi tersusun atas kapsula Bowman dan glomerulus. Glomerulus merupakan anyaman pembuluh-pembuluh darah kapiler yang berupa gumpalan-gumpalan.
Flomerulus dibungkus oleh Kapsula Bowman. Kapsula Vowman berbentuk seperti mangkuk atau piala.
Sumsum Ginjal (medula)
Sumsum ginjal terdiri dari pembuluh atau saluran berliku-liku yang disebut tubuus kontortus. Tubulus kontortus bermuara pada rongga ginjal.
Rongga ginjal (pelvis renalis)
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh atau saluran pengumpu. Dari masing-masing rongga ginjal keluar saluran yang disebut uteter.
Ureter berfungsi menyalurkan urin ke kantung kemih (vesica urinaria). Di kantung kemih, urin ditampung sementara sebelum keluar dari tubuh.
Dari kantung kemih, urin dikeluarkan melalui saluran kantung kemih atau disebut uretra.
Proses di dalam ginjal
Darah di dalam ginjal akan mengalami proses penyaringan atau filtrasi. Proses penyaringan terjadi dalam glomerulus.
Darah yang terdapat dalam glomerulus mengandung garam, ari, urea, gula, dan zat-zat yang akan disaring.
Selain penyaringan di glomerulus terjadi terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, kepingan darah, dan sebagian besar protein plasma.
Hasil penyaringan di glomerulus adalah urin primer (filtrat glomerulus). Urin primer memiliki kandungan zat yang hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang-ruang antar sel.
Dalam keadaan normal, urin primer tidak mengandung sel darah merah, tetapi mengandung protein yang kadarnya kurang dari 0,03%.
Selain itu, urin primer masih mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh, yaitu glukosa (gula), asam amino, dan garam-garam.
Di dalam tubulus kontortus atas (proksimal) terjadi penyerapan kembali (reabsorpsi) zat-zat yang masih berguna bagi tubuh, misalnya asam amino.
Urin sekunder memiliki kadar urea yang tinggi. Urea ini bersifat racun bagi tubuh.
Di dalam tubulus kontortus bawah (distal) terjadi penambahan lagi zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh.
Urin selanjutnya disalurkan ke dalam rongga ginjal, dan kemudian disalurkan ke santung kemih melalui ureter.
Komposisi urin tersebut adalah urea, air, dan garam. Jika kantung kemih sudah cuup mengandung urin, maka dinding kantung kemih tertekan dan menyebabkan timbulnya rasa ingin buang air kecil.
Pada waktu buang air kecil, urin keluar melewati uretra. Urin seseorang yang normal mengandung air, urea, garam-garam (terutama garam dapur), dan zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urin.
Selain itu, urin juga sering mengandung obat-obatan yang kita makan dan hormon. Jadi, di dalam urin tidak terdapat lagi gula (glukosa) dan protein.
Jika urin seseorng mengandung gula, maka orang tersebut dikatakan menderita penyakit diabetes melitus atau kencing manis.
Banyak sedikitnya urin dipengaruhi oleh jumlah air yang diminum. Bila air yang kita minum banyak, maka urin yang dihasilkan juga banyak, dan sebaliknya.
Selain itu, bayak sedikitnya urin yang dikeluarkan juga dipengaruhi oleh hormon antidiuretika (ADH).
Jika kita minum sedikit air, pengeluaran ADH akan terpacu. ADH memacu penyebab air. Oleh karena itu, urin yang dihasilkan akan banyak. Pengaturan jumlah air dalam tubuh inilah yang dimaksud dengan osmoregulasi.
Dari uraian di atas, dapat kita pahami betapa pentingnya fungsi ginjal. Ginjal menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa metabolesme yang bersifat racun bagi tubuh kita.
2. Alat Ekskresi – Kulit
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan keringat.
Keringat mengandung sisa-sisa metabolisme, yaitu larutan garam (terutama garam dapur), air, dan sedikit urea.
Kelenjar keringat akan menyerap larutan garam, air, dan urea dari kapiler darah yang letaknya berdekatan.
Selanjutnya, zat-zat yang terlarut itu dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori sebagai keringat. Keringat yang keluar dari tubuh akan menyerap panas tubuh, sehingga suhu tubuh akan tetap.
Pengeluaran keringat berhubungan dengan suhu lingkungan yang tinggi dan aktivitas tubuh yang meningkat. Bila suhu udara panas,kelenjar-kelenjar keringat akan bekerja giat sehingga pengeluaran keringat lebih banyak.
Sebaliknya, bisa udara dingin pengeluaran keringat lebih sedikit sehingga pengeluaran air dari tubuh banyak melalui ginjal dan menyebabkan kita sering buang air kecil.
Bila kita melakukan aktivitas tubuh yang meningkat, misalnya berolahraga, tubuh kita akan banyak mengeluarkan banyak keringat. Akibatnya kita akan merasakan haus.
Sebaliknya, bila udara di sekitar kita sangat lembap, tubuh kita tidak akan mengeluarkan keringat.
Pengeluaran keringat yang berlebih mengakibatkan hilangnya garam-garam mineral dari tubuh. Akibatnya, dapat menimbulkan kejang-kejang otot dan pingsan.
Misalnya, seseorang yang berada di bawah terik matahari dalam waktu yang lama atau seseorang yang bekerja terlalu berat.
Bila kita amati, kulit terdiri dari dua bagian, yaitu lapisan dalam (dermin), dan lapisan luar (epidermis).
Epidermis
Epidermis terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan granulosum, merupakan lapisan mengandung lembak yang melindungi hilangnya cairan tubuh dan mencegah masauknya benda asing ke dalam kulit.
Lapisan korneum (lapisan tanduk), merupakan lapisan yang terdiri dari sel-sel yang telah mati dan selalu mengelupas.
Lapisan spinosum, merupakan lapisan yang memberikan kekuatan dan kelenturan kulit. Pada lapisan ini juga mengandung pigmen.
Lapisan basal, merupakan lapisan yang selalu membentuk sel-sel baru.
Dermis (kulit jaringan)
Pada bagian dermis terdapat akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, serabut saraf, dan pembuluh darah.
di bawah lapisan dermis terdapat lapisan lemak yang berguna untuk melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar.
3. Alat Ekskresi – Paru-paru
Telah kalian ketahui, bahwa fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Namun demikian, karena paru-paru mengekskresikan zat sisa metabolisme (karbon dioksida dan uap air), maka paru-paru dibahas pula dalam sistem ekskresi.
Karbon dioksida dan air yang merupakan sisa metabolisme akan dikeluarkan dari sel-sel dalam jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah melalui pembuluh baik dan dibawa ke jantung.
Darah yang mengandung karbon dioksida dan akan dipompakan ke paru-paru melalui pembuluh nadi paru-paru.
Pada alveolus paru-paru, karbon dioksida dan air berfungsi, kemudian diekskresikan melalui saluran pernapasan.
Selanjutnya, karbon dioksida dikeluarkan melalui hidung. Sedangkan air dikeluarkan dari paru-paru dalam berbentuk uap air.
Jadi, jelas bahwa paru-paru bukan hanya sebagai pernapasan saja, tetapi juga sebagai organ ekskresi.
4. Alat Ekskresi – Hati
Hati atau hepar terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah sekat rongga dada. Hari berwarna merah tua dan merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh manusia.
Hati selain berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan, juga berfungsi sebagai organ ekskresi.
Hati merupakan bagian dari sistem ekskresi karena menghasilkan empedu. Empedu mengandung asam empedu, air, kolesterol, garam empedu, zat warna empedu, dan zat-zat lainnya.
Hati juga berfungsi sebagai tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah merah yang telah tua.
Hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah dirombak menjadi bilirubin (zat warna empedu).
Bilrubin dikeluarkan bersama dengan cairan empedu ke usus. Di dalam usus, blirubin mengalami pemecahan menjadi sterkoblin dan urobin. Sterkobilin memberi warna pada feses. Urobin memberi warna pada urin.
Bila terjadi penyumbatan pada saluran empedu, maka cairan empedu akan masuk ke sistem peredaran darah. Akibatnya, cairan darah menjadi lebih kuning.
Penyumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh batu empedu dan endapan kolesterol.
Di samping itu, bila hati tidak mampu menyaring blirubin dari darah (fungsi hati terganggu) maka blirubin yang berwarna kekuningan akan menumpuk pada jaringan-jaringan lain dan menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata.
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi
Kita telah mempelajari alat ekskresi pada manusia. yaitu ginjal. paru-paru, kulit, dan hati. Alat-alat ekskresi tersebut bisa mengalami masalah dalam menjalankan fungsinya.
Gangguan tersebut dapat terjadi bisa karena ketidak normalan organ maupun terkena penyakit.
1. Kelainan dan Penyakit pada Ginjal
Kelainan dan penyakit pada ginjal antara lain diabetes insipidus, diabetes melizus, dan balu ginjal.
Diabetes melitus
#Kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi
Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit yang bisa diketahui dengan adanya kadar gula (glukosai) yang tinggi dalam darah. Kadar glukosa yang tinggi dalam bisa menyebabkan penderita banyak mengeluarkan urin.
Akibatnya, orang yang mengalami penyakit diabetes akan merasa kehausan. Beberapa penderita diabetes sering mengeluhkan mual, sakit kepala, dan muntah.
Penyebab diabetes yaitu ketidakmampuan pankreas menghasilkan hormon insulin. Hormon insulin merupakan hormon yang menurunkan kadar gula dalam darah.
Dalam keadaan normal, kadar gula yang tinggi dalam darah (misalnya sesudah makan), akan dinormalkan kembali oleh insulin. Cara mengatasi diabetes melitus adalah dengan mengatur kadar gula dalam darah, yaitu dengan diet makanan untuk penderita diabetes, olahraga, suntikan hormon insulin, atau meminum obat-obatan.
Diabetes insipidus
Ciri-ciri yang tampak pada penderita diabetes insipidus adalah sering mengeluarkan urin berlebih. Penyebab diabetes insipidus yaitu kekurangan ADH.
Kurangnya ADH mengakibatkan peningkatan pengeluaran win, peningkatan dehidrasi pada penderita, rasa haus terus-menerus. dan tekanan darah rendah. Diabetes insipidus diatasi dengan pemberian ADH sintetis melalui suntikan, dihirup, ataupun tablet.
Batu ginjal
Batu ginjal adalah penyakit karena adanya batu (endapan garam kalsium) di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau di dalam kantung kemih. Adanya batu tersebut menyulitkan keluarnya urin dan menimbulkan rasa nyeri.
Salah satu penyebab penyakit batu ginajal adalah kurangnya cairan yang masuk ke dalam tubuh, kegiatan yang berlebihan disertai dehidrasi, dan konsumsi obat-obatan yang mengandung asam urat.
Pengobatan batu ginjal dapat dilakukan dengan operasi. Pencegahan dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh).
Nefritis
Netrifitis yaitu kerusakan pada nefron (glomerulus) karena infeksi bakteri. Penyakit nefritis menyebabkan ginjal tidak bekerja dengan normal. Akibatnya, urea masuk ke dalam darah dan gejala ini disebut uremia.
Uremia menyebabkan penyerapan air terganggu sehingga terjadi penimbunan air di kaki (kaki membesar) yang disebut edema. Penyakit inilah yang sering disebut gagal ginjal.
Untuk menangani penyakit ini, dokter menganjurkan penderita gagal ginjal untuk melakukan cuci darah. Cara lain penanganan gagal ginjal untuk jangka panjang adalah dengan transplantasi ginjal (cangkok ginjal).
Cuci darah (dialisis)
Untuk melakukan cuci darah, pasien diletakkan pada suatu alat yang disebut mesin dialisis (dialiser). Selama cici darah, darah pasien diambil melalui pembuluh nadi (arteri).
Darah penderitagagal ginjal dicuci dalam dialiser. Setelah darah dicuci, diperoleh darah bersih dan kembali dimasukkan ke dalam tubuh penderita melalui pembuluh vena.
Cuci darah memerlukan waktu lebih kurang enam sampai sepuluh jam. Cuci darah dapat dilakukan sampai ginjal normal kembali, balk secara alami maupun melalui operasi.
Perbedaan antara ginjal alami dengan dialiser ini yaitu ginjal dapat melakukan penyaringan, penyerapan, dan pengeluaran. Sedangkan dialiser hanya dapat melakukan penyaringan.
Cangkok ginjal (transplantasi ginjal)
Cangkok ginjal dilakukan melalui operasi. Ginjal baru biasanya di letakkan di bawah ginjal pasien yang telah rusak. Cangkok ginjal dapat berhasil jika tubuh penderita dapat menerima ginjal bare.
Akan tetapi, cangkok ginjal kadang-kadang gagal karena ginjal ban, ditolak oleh tubuh penderita. Hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menolak ginjal bare yang dianggap sebagai jaringan asing.
Akibatnya, tubuh penderita mencoba menghancurkan ginjal yang masuk ke dalam tubuh. Untuk mengurangi resiko ini, organ ginjal yang dicangkokkan ke penderita berasal dari anggota keluarga atau kerabat terdekat penderita kerusakan ginjal.
2. Kelainan dan Penyakit pada Hati
Kelainan dan penyakit pada hati misalnya hepatitis. Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Ada tujuh tipe hepatitis berdasarkan jenis virus yang menginfeksi hati, yaitu hepatitis A. B, C, D, E, F. dan G.
Namun, kita hanya akan membahas hepatitis A, B, dan C. Hepatitis A disebabkan oleh infeksi Hepatitis A Virus (HAV). Hepatitis A dapat menular melalui makanan, air. dan peralatan yang terkontaminasi HAV.
Hepatitis B disebabkan oleh infeksi Hepatitis B Virus (HBV). Hepatitis B dapat menular melalui darah, misalnya melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi virus hepatitis B, atau sating berganti sikat gigi dengan penderita hepatitis B.
Hepatitis C disebabkan oleh virus yang belum diketahui secara past, namun bukan virus hepatitis A maupun virus hepatitis B.
Gejala-gejala umum hepatitis A, B, dan C sama, yaitu seperti gejala terserang flu. Misalnya, demam, mual, muntah, rasa sakit di bagian perut, dan urin berwama gelap. (baca: cara mengecilkan perut)
Pencegahan hepatitis A yaitu dengan pemberian vaksin ISG (Immune Serum Globulin). Hepatitis B dapat dicegah dengan pemberian vaksin HBIG (Hepatitis B Immune Globulin).
Sedangkan hepatitis C belum ada vaksinnya. Namun, pencegahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah yang didonorkan pada seseorang yang mendapat transfusi darah.
Sistem Ekskresi pada Hewan
Sistem ekskresi pada hewan yang akan kita bahas pada kali ini meliputi sistem ekskresi pada ikan, serangga, amfibi, burung, reptil, dan mamalia.
1. Sistem Ekskresi pada Ikan
Alat ekskresi ikan berupa ginjal dan urin. mengandung nitrogen dalam bentuk amonia. Sedangkan insang mengeluarkan karbon dioksida sisa pernapasn.
2. Sistem Eksresi pada Serangga
Alat ekskresi pada serangga disebut buluh malpighi. Butul Malpighi terletak dekat ussu bagian belakang. Buluh Malpighi mengambil zat-zat sisa pencernaan dalam bentuk cairan dari darah serangga.
Zat-zat sisa berupa nitrogen diubah menjadi asam urat. Asam urat dikeluarkan dari tbuh serangga dalam bentuk pasta putih.
3. Sistem Ekskresi pada Amfibi
Alat ekskresi pada amfibi berupa ginjal dan paru-paru. Ginjal menghasilkan urin. Urin dikeluarkan melalui kantung kemih ke kloaka.
Kloaka merupakan saluran urin, saluran pencernaan, dan saluran kelami. Sedangkan paru-paru mengeluarkan sisa pernapasan berupa karbon dioksida.
4. Sistem Ekskresi pada Reptil
Alat ekskresi pada reptil berupa ginjal dan paru-paru. Zat-zat sisa metabolisme dalam urin dikeluarkan oleh ginjal dan bermuara pada kloaka. Sedangkan paru-paru mengeluarkan karbon dioksida.
5. Sistem Ekskresi pada Burung
Alat ekskresi pada burung berupa ginjal dan paru-paru. Ginjal mengeluarkan nitrogen dalam bentuk asam urat.
Asam urat dikeluarkan dari tubuh burung dalam bentuk pasta putih sepreti pada serangga. Sedangkan paru-paru mengeluarkan karbon dioksida sisa pernafasan.
6. Sistem Ekskresi pada Mamalia
Sistem ekskresi pada mamalia umumnya sama seperti manusia.
Rangkuman Sistem Ekskresi
- Zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak berguna bagi tubuh harus dikeluarkan dari tubuh. Jika tidak, zat-zat sisa ini dapat bersifat racun bagi tubuh. Proses pengeluaraan zat-zat sisa metabolisme dari tubuh dan tidak lagi berguna bagi tubuh disebut ekskresi.
- Alat ekskresi pada manusia adalah paru-paru, ginjal, hati, dan kulit.
- Ekskresi ginjal berupa urea dan garam. Urea dan garam dikeluarkan berupa air seni (urin). Urin mengandung air, urea, dan garam.
- Ginjal manusia berwarna merah dan berjumlah sepasang. Ginjal terletak di dalam rongga perut, di sebelah kanan dan kiri ruas-ruas tulang belakang. Bagian ginjal terdiri dari kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis renalis).
- Kelainan dan penyakit pada ginjal antara lain diabetes insipidus, diabetes melitus, batu ginjal, dan insipidus.
- Penanganan penyakit gagal ginjal yaitu dengan congkok ginjal dan cuci darah.
- Ekskresi kulit berupa urea dan garam. Urea dan garam dikeluarkan berupa keringat yang mengandung air, sedikit urea, dan garam.
- Kulit terdiri dari lapisan epidermis dan dermis. Kelenjar keringat terdapat di dalam lapisan dermis.
- Ekskresi paru-paru berupa uap air dan karbon dioksida.
- Keskresi hati berupa zat-zat kimia yang dikeluarkan berupa empedu. Empedu mengandung antara lain asam empedu, zat warna empedu, garam empedu, dan zat kimia lain.
- Kelainan dan penyakit pada hati yaitu hepatitis, A, B, dan C.
- alat eksresi pada serangga disebut bulu Malgighi.
- Alat ekskresi pada ikan berupa ginjal dan insang.
- Alat ekskresi pada amfibi, reptil, dan burung berupa ginjal dan paru-paru.
Demikian penjelasan mengenai sistem ekskresi pada manusia dan hewan yang bisa kami sharingkan pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk Anda.
Ingin tahu tips-tips tentang kesehatan wanita? Kunjungi https://rahimsehat.com , Anda akan menemukan berbagai informasi lengkap kewanitaan tentang keputihan, haid, rahim turun, dan banyak bagai.
Baca juga: Sistem Indra Pada Manusia
# Sistem Ekskesi Pada Manusia dan Hewan
Leave a Reply