Pencak Silat Indonesia merupakan suatau seni bela diri tradisional yang sudah dikenal sejak zaman dahulu. Para nenek moyang sudah menggunakan gerakan pencak silat untuk kegiatan ritual peribadatan atau untuk membela diri.
Gerakan pencak silat yang digunakan para nenek moyang berasal dari gerakan binatang yang ditirukan menjadi gerakan bela diri untuk mempertahankan diri dari bahaya.
Semakin berkembangnya zaman, pencak silat tidak hanya digunakan utnuk pertahanan diri saja, akan tetapi perncak silat sudah berkembang menjadi sebuah seni, life style dan gerakan kesehatan. Gerakan pencak silat yang begitu artistik membuat pencak silat terlihat indah dan banyak disukai masyarakat nasional maupun internasioanal.
Pencak silat juga sering ditampilkan sebagai sebuah tarian, karena gerakannya yang memiliki pola teratur dan memiliki nilai seni yang tinggi.
Gerakan pencak silat yang menuntut seluruh tubuh pesilat bergerak bisa menjadikan pencak silat sebagai kegiatan yang efektif untuk berolah raga. Dengan memadukan antara gerak tubuh dan seni, pencak silat menjadi cabang olah raga yang dilombakan dalam pertandingan SEA Game. Untuk mengenal lebih dalam tentang pencak silat Indonesia, mari kita bahas lebih mendalam segala hal tentang pencak silat. Berikut beberapa point pembahasan pada artikel ini :
- Sejarah Pencak Silat di Indonesia
- Penyebaran pencak silat
- Penyebaran pencak silat yang berkembang dari kegaitan-kegiata Agama
- Pencak silat sebagai pendidikan bela negara
- Munculnya induk organisasi pencak silat Indonesia
- Istilah dalam Teknik Gerak Pencak Silat
- Senjata Pencak Silat
- Peraturan Pencak Silat
- Aliran dan perguruan pencak silat Indonesia
- Organisasi pencak silat
Dari beberapa sub pembahasan di atas, Anda bisa membaca sesuai dengan kebutuhan Anda.
Daftar Isi
Sejarah Pencak Silat di Indonesia
Silat sudah dikenal di Asia Tenggara tenggara sejah tahun 1948. Negara di Asia Tenggara yang juga memiliki pencak silat seperti, Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina Selatan, Singapura, dan Thailand. Di Indonesia sendiri, kata “silat” lebih dikenal dengan istilah “pencak silat”.
Kata “pencak” dulunya banyak digunakan di pulau Jawa, sedangkan “silat” banyak digunakan di daerah Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Untuk menyeragamkan penyebutan silat di Indonesia, maka digabunglah kata “pencak” dan “silat” menjadi “pencak silat” sebagai sebutan untuk seni bela diri di Indonesia.
Nenek moyang kita dulunya sudah memiliki gerakan pertahanan diri untuk perlidungnan dari bahaya yang mengancam. Mereka menciptakan gerakan pertahanan tersebut dengan memperhatikan perilaku binatang seperti gerakan harimau, kera, ular, atau burung elang, yang kemudia gerakan ini digunakan sebagai gerakan silat untuk membela diri.
Asal muasal gerakan bela diri nusantara ini berasal dari suku-suku di Indonesia yang memiliki ketrampilan dalam memainkan senjata tajam seperti, tombak, parang, keris, kujang dan banyak lagi. Suku Nias contohnya, suku ini memiliki tradisi tarian bela diri yang hidup hingga abad ke-20 yang hampir tidak terpengaruh oleh dunia luar.
Peneyebaran di Indonesia diperkiranan sudah berlangsung semenjak abad ke-7 masehi, tetapi asal-muasal sumber penyebaran ini belum diketahui. Kerajaan besar yang berkuasa pada saat itu seperti kerajaan Majapahit dan Sriwijaya disebut memiliki pendekar-pendekar yang sakti mandra guna dan memiliki prajurit yang kemahirannya dalam membela diri tidak diragukan lagi.
Bukti pernah adanya seni bela diri di Indonesia bisa dilihat dari artefak yang ada di Candi Borobudur dan Prambanan. Terdapat banyak pahatan relief yang menampilkan gerakan seni pencak silat seperti, gerakan kuda-kuda, memukul, menendang.
Selain mengandalkan gerakan tubuh, pencak silat juga erat kaitannya dengan hubungan spiritual yang dekat dengan kebudayaan Indonesia. Pengaruh ilmu bela diri dari Tiongkok dan India juga mempengaruhi nilai nilai bela diri Indonesia.
Pencak silat sudah dikenal oleh mayoritas masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai istilah. Di Singapuran dan Malaysia, silat lebih dikenal dengan istilah gayong dan cekak. Di Filipina selatan dikenal dengan istilah pasilat, sedangan di Thailan dikenal dengan nama bersilat. Dari situ, kita bisa tahu bahwa penyebutan ilmu bela diri yang banyak digunakan di Asia tenggara adalah kata silat.
Penyebaran pencak silat Indonesia
Peneyebaran pencak silat Indonesia disebarkan secara lisan dan dari mulut ke mulut, diajarkan oleh guru ke muridnya, sehingga dokumentasi tertulis mengenali asal-usul pencak silat di Indonesia sulit ditemukan.
Sejaran pencak silat Indonsia dikisahkan melalui cerita rakyat dan legenda, diceritakan dari satu daerah ke daerah yang lain.
Legenda Minangkabau, silat atau dalam bahasa Minangkabau “silek”, diciptakan oleh Datuk Suri Diraja yang berasal dari daerah Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Merapi (abad ke-11).
Silek kemudian disebarkan oleh para perantau Minagkabau ke seluruh daratan Asia Tenggara. Begitu juga dengan aliran pencak silat Cimade, dimana dalam aliran ini dikisahkan berasal dari seorang perempuan yang mengamati gerakan monyet dan harimau kemudian ditirukan menjadi sebuah gerakan silat.
Setiap daerah pada umumnya memiliki figur pendekar yang dibanggakan sebagai icon aliran pencak silat tertentu, misalnya Hang Tuah panglima malaka, Prabu Siliwangi sebagai fikur pencak silat dari daerah Sunda Pajajaran, Gajah Mada yang merupakan mahapati kerajaan Majapahit, dan Si Pitung pendekar dari Betawi, selain itu masih banyak lagi pesilat-pesilat yang menjadi figur suatau aliran.
Penyebaran pencak silat yang berkembang dari kegiatan-kegitan Agama
Perkembangan pencak silat mulati tercatat semenjak abad ke-14 yang dimotori oleh para kiayi dan santri. Pelajaran pencak silat diajarkan bersamaan dengan pelajaran agama di surau (masjid) maupun di pesantren.
Pencak silat merupakan bagian dari latihan spiritual. Beberapa suku di Indonesia, mengguakan pencak silat sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam upacara-upacara adat, contohnya tarian Randai yang merupakan gerakan silek dari Minangkabau yang sering di pertontonkan dalam berbagai acara adat di Minangkabau.
Dalam tradisi Betawi, gerakan silat juga sering dipertontonkan untuk menyambut para mempelai yang datang. Tradisi tersebut disebut dengan istilah “palang pintu”, yaitu perang sandiwara antara pesilatan yang dilakukan sebelum akad nikah.
Tradisi palang pintu menceritakan sebuah rombongan pria yang hendak menghampiri mempelai waita ke rumahnya. Dalam perjalanan tersebut, rombongan mempelai pria dihadang oleh para pendekar kampung setempat yang juga jatuh cinta pada si mempelai wanita.
Akhirnya terjadilah pertarungan antara pendekar penghadang dengan jawaran dari mempelai pria. Tentu saja yang memenangkan pertarungan adalah jawara dari mempelai pria.
Pencak silat sebagai pendidikan bela negara
Dalam catatan sejarah, perkembangan pencak silat yang merupakan ilmu beladiri dan seni tarian rakyat, berkembang menjadi bagaian dari pendidikan bela negara dalam menghadapi serangan penjajah.
Dalam memerangi serangan penjajah Belanda, beberapa pendekar yang turut serta dalam perlawanan tersebut seperti, Teuku Umar, Imam Bonjol, Teuku Cik Di Tiro, Pangeran Diponegoro, Sultang Agung, Panembahan Senopati, serta beberapa pendekar wanita seperti, Cut Nyak Dhien, Sabai Nan Aluih, dan Cut Nyak Meutia.
Munculnya induk organisasi pencak silat Indonesia
Melihat pentingnya pengembangan pencak silat, maka dirasa perlu membuat organisasi yang bertaraf nasional untuk menggandeng aliran-aliran pencak silat di seluruh Nusantara. Maka, pada tanggal 18 Mei 1948, dibentuklah Ikatan Pencak Siilat Indonesia yang kemudian disingkat dengan nama IPSI. Sekrang IPSI merupakan organisasi pencak silat tertua di dunia.
Pada tangga 11 Maret 1980, PERSILAT (Persatuan Pencak Silat Antarbangsa) yang didirikan atas usulan Eddie M. Nalapraya (WNI), yang pada saat itu menduduki posisi sebagai ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Empat negara tersebut (termasuk Indonesia), ditetapkan sebagai negara pendiri Persilat.
Beberapa organisasi pencak silat nasional antara lain :
- IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
- PEESAKA (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)
- PERSIS (Persekutuan Silat Singapore)
- PERSIB (Persekutuan Silat Brunei Darussalam)
Selain di Asia Tenggara, perguruan pencaksilat di Amerika dan Eropa juga sudah bermunculan. Perncak Silat kini telah resmi menjadi salah satu cabang olahraga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingan SEA Game.
Istilah dalam Teknik Gerakan Pencak Silat
Dalam teknik dasar gerakan pencak silat, kita akan menembukan 8 teknik yang mejadi gerakan dasar dari pencak silat. 8 teknik dasar dalam pencak silat adalah, kuda-kuda, sikap dan gerak, langkah, kembangan, buah, jurus, sapu dan guntingan, kuncian. Ke delapan teknih ini akan kita jabarkan satu-satu pada pembahasan berikut :
Kuda-kuda
Kuda-kuda adalah posisi manapak kaki untuk mengokohkan posisi tubuh. Posisi kuda-kuda yang kuat sangat penting sekali supaya tidak mudah dijatuhkan lawan saat bertarung.
Posisi kuda-kuda juga penting sekali untuk menahan dorongan atau menjadi pondasi awal serangan (pukulan atau tendangan).
Langkah
Langkah merupakan ciri khas dari gerakan pencak silat. Melakukan langka yang baik dan benar sangat dibutuhkan dalam permainan pencak silat. Beberapa pola langkah dalam pencak silat seperti, langkah tiga atau langkah empat.
Sikap & Gerak
Pencak silat adalah sistem yang terdidi dari sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Jika seorang pesilat bergerak saat melakukan pertarungan, sikap dan geraknya berubah beraturan mengikuti posisi lawan secara teratur.
Dengna pengamatan yang tajan, setelah menemukan kelemahan lawan, maka pesilat akan langsung menglahkan lawan dengan satu serangan yang mematikan.
Kembangan
Kembangan merupakan gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan bersaam dengan mata mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mencari celah dari perhatian musuh.
Gerakan kembangan biasanya dilakukan ketia di awal pertandingan, tujuannya adalah untuk mengantisipasi serangan atau mengecoh musuh.
Gerakan kembangan hampir mirip dengan tarian dalam maenpo Sunda ngibling (berjoget). Gerakan kembangan ini merupakan salah satu faktor utama yang digunakan dalam penilaian seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
Buah
Silat memiliki banyak sekali teknik menyerang dan bertahan. Istilah tehnik dalam dunia pencak silat disebut dengna nama buah. Pesilat sering menggunakan siku, lengan, kaki, tangan, lutut, dan telapak kaki dalam melakukan serangan.
Teknik yang sering digunakan lainnya adalah, tendangan, sandungan, pukulan, melempar, mengunci, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain sebagainya.
Jurus
Jurus adalah rangaian gerakan dasar tubuh bagian bawah dan atas, yang digunakan untuk landasan untuk menguasai teknik silat berikutnya (buah), dapat dilakukan brepasangan atau sendiri-sendiri.
Guntingan atau Sapuan
Guntingan atau sapuan merupakan jenis gunting menjatuhkan lawan dengan menyerang kuda-kuda lawan, yaitu dengan menendang, menjepit (menggunting) atau meyapu kaki lawan, sehingga lawan akan kehilangan keseimbangan dan jatuh.
Kuncian
Kuncian adalah gerakan untuk melumpuhkan lawan supaya tidak berbahaya, tidak dapat bergerak, atau melucuti senjata lawan. Tekni kuncian memiliki gerakan tipuan, gerakan menghindar, dan gerakan cepat yang dapat bisa menyasar pada pergelangan tangan, dagu, leher, dan bahu musuh.
Senjata Pencak Silat
Senjata Kujang
Senjata Kujang merupakan senjata tradisional yang berasal dari masyarakat Jawa Barat (Sunda), senjata kujang dipercaya masyarakat memiliki kekuatan magis di dalamnya.
Istilah “Kujang” sendisi berasal dari kata kudihayang (Kudi dan Hayang). Kata “kujang” juga berasal dari kata Ujang yang memiliki arti manusia. Kesaktian yang dimaksuh adalah kesaktian layaknya Prabu Siliwangi.
Senjata Keris
Senjata keris merupakan salah satu jenis senjata tikam yang runcing dan tajam pada kedua sisi keris. Bilah keris berkelak-kelok dan memiliki pamor yang nampak seperti serat-serat logam cerak pada helai bilah.
Senjata Samping/Linso/Sarung/Sabuk
Linso atau selendang kain sutra dipakai pada bahu atau sekitar pinggang, seledang ini digunakan untuk teknik penguncian dan pertahanan terhadap pisau. Sekarang, pemakaian Linso didunia persilatan gitanti dengan sabuk.
Senjata Kerambit/Kuku Macan
Senjata Kerambit adalah pisau kecil yang berbentuk melengkung seperti kuku macan yang berasal dari Asia Tenggara, terutama Indonesia, Filipinda dan Malaysia. Dunia Barat menyebut senjata ini dengan sebutan kerambit, sedangkan di daerah asalnya Minang, senjata ini disebut Kurambiak/Karambiak.
Senjata ini termasuk senjata yang cukup mematikan, karena kerambit bisa digunakan untuk merobek bagian tubuh musuh tanpa terdeteksi oleh lawan karena sangat cepat.
Senjata Sabit/Clurit
Sabit atau clurit merupakan senjata yang berasal dari daerah Madura. Senjata ini menjadi ciri khas suku Madura yang biasa digunakan sebagai senjata carok. Sakera merupakan toko melegeda yang kental dengan senjata celurit.
Masayarakat Madura terkadang memasukan mahluk ghoib (kodam) kedalam celurit dengan tujuan supaya celurit tersebut memiliki kekuatan supra natural.
Senjata Sundang
Sundang atau Keris Sundang merupakan senjata yang digunakan oleh orang Suluk (Tausug) berabad-abad lamanya. Keris Sundang merupakan modifikasi keris morif Naga yang menyerupai bentuk pedang yang sering digunakan di Nusantara. Sejarah mencatat bahwa Keris Sudang dibawa oleh orang Bugis, Makasar, dari Pulau Sulawesi ke Riau dan Tanah Melayu sekitar abad ke-17.
Senjata Rencong
Senjata Rencong merupakan belati Aceh yang berbentuk sedikit melengkung. Rencong kerap digunakan dalam acara-acara selebrasi, seperti pernikahan, Peusijuk, Meugang, Tung Bara Baro (Mengunduh Mantu), dan kegiatan penting lainnya.
Senjata Semkata Gada
Senjata Gada merupakan senjata berukuran besar yang digunakan untuk memukul lawan. Bentuk ujung pemukulnya memiliki duri-duri yang bisa membantu meremukkan tubuh lawan jika terkena serangan.
Pada sekitar abad ke-17, Gada termasuk senjata utama selain kapak, panah, maupun pedang. Tapi sekarang senjata ini hanya sebagai alat pajangan dan beralih fungsi sebagai alat pertanian.
Senjata Tombak
Senjata Tombak atau Lembing merupakan senjata yang bisa kita temui di hampir seluruh suku di dunia. Tombak memiliki kemudahan pembuatan dan penggunaan, sehingga tombak banyak digunakan sebagai senjata dalam melawan musuh.
Senjata Parang/Golok
Parang atau Golok adalah sejata yang terbuat dari besi biasa tanpa pernak atau ukiran seperti keris. Di Klaimantan sendiri dikenal dengan nama Ambang. Golok banyak diguanakan sebagai alat tebas tumbuhan-tumbuhan kecil (semak belukar) yang ada di pekarangan rumah.
Dalam dunia persilatan, parang digunakan sebagai senjata yang banyak digunakan oleh suku Melayu di perkampungan pada zaman dahulu. Suku Melayu Jawa dan Sumatra menjadikan parang sebagai salah satu sejata andalan dalam melawan musuh.
Senjata Trisula
Senjata Trisula atau serampang atau trishula (bahasa Sanskerta : trishul) merupakan tombak yang memiliki tiga mata runcing yang secara harfiah berarti 3 tombak. Dalam bahasa Inggris, Trisula disebut dengan Triden.
Pada zaman dahulu, Trisula sudah digunakan pada peperangan gladiator dengan penampilan seperti seorang nelayan yang membawa jaring.
Senjata Trisula dikalangan masyarakat sering di asumsikan seperti senjata setan oleh mitologi Kristen. Hal ini dikarenakan Trisula sering digunakan dalam agama pagan.
Trisula merupakan senjata Dewa Siwa, yaitu salah satu dari Trimurti yang sering disembah pada masa kejayaan Hindu-Buda di Pulau Jawa. Dalam Agama Yunani-Roma, Trisula digambarkan sebagai senjata yang memiliki kekuatan supra natural yaitu dewa Poseido (Neptunus) yang digambarkan sebagai penguasa laut, dimana dewa Poseido selalu membawa Trisula.
Masyarakat Mikenai menganggap dewa Poseidon adalah dewa utama, bahkan lebih utama dibanding Zeus.
Senjata Chabang/Cabang
Senjata Chabang atau Cabang berbentuk bercabang tiga dengan canang bagian tengah lebih panjang dari cabang yang lain. Cabang utama berbentuk lurus memanjang hingga dengan panjang sekitar 15 – 20 inci. Cabang kanan dan kiri melengkung membentuk seperti huruf U atau seperti tanduk kerbau.
Cabang utama dikenal dengan istilah batang tekpi, sedangkan batang kanan dan kiri disebut dengan istilah sampir.
Senjata Tumbuk Lada
Senjata Tumbuk Lada/Lado adalah senjata trasisional yang serasal dari kepulauan Riau. Badik merupakan istilah yang lebih dikenal dikalangan masyarakat Bugis dan Sumatera.
Tumbuk Lada tergolong sebagai senjata pendek dengan mata tajam pada satu sisi saja. Penggunaanya boleh digunakan secara tunggal atau berpasangan. Pada zaman dahulu senjata ini tidak lepas dari kelengkapan pakaian adat masyarakat Riau yang merupakan identitas yang mencirikan bangsa Melayu.
Senjata Toya
Toya merupakan senjata tongkat yang terbuat dari bahan kayu maupun rotan. Setiap aliran pencak silat Indonesia menggunakan Toya sebagai senjata pertahanan diri. Dalam cabang olahraga pencak silat, Toya menjadi sejata yang wajib digunakan dalam pertandingan silat kategori tunggal.
Senjata Cindai
Cindai adalah sebuah kain yang sering dipakai sebagai sarung atau bungkus kepala. Para perempuan tradisional biasanya sering menutupi kepala mereka dengan kain yang bisa digunakan sebagai cindai.
Cindai sendiri digunakan untuk menekik atau mengikat lawan untuk melumpuhkan gerakan lawan supaya tidak berbahaya.
Senjata Kipas
Kipas merupakan salah satu senjata bela diri yang disebut juga dengan Tessen. Kipas ini kerap digunakan oleh para Kurenai sebagai senjata rahasia. Rangka kipas yang terbuat dari besi digunakan sebagai senjata yang dapat mengkoyak tubuh lawan karena lawan tidak menyadari kalau kipas tersebut merupakan senjata rahasia yang tajam.
Peraturan Pencak Silat
Peraturan Pencak Silat di Indonesia memiliki ketentuan yang perlu diperhatikan oleh semua pesilat untuk memenangkan pertandingan dan menjaga supaya tidak terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan seperti, Ketentuan kemenangan, Ketentuan Hukum Pesilat, dan Ketentuan Penilaian, berikut penjelasasan lebih lengkapnya.
Peraturan Pertandingan Pencak Silat
- Pertandingan silat dilakukan oleh para peserta yang saling berhadapan untuk mendapatkan prestasi ( Melakukan pembelaan, menjatuhkan lawan, melakukan seraganan, mengunci lawan).
- Pertandingan silat dilaksanakan dalam 3 ronde. Setiap ronde dilaksanakan sema 2 menit dan setiap ronde memiliki jeda selama 1 menit.
- Peraturan Pertandingan
- Setiap serangan dan pembelaan barus berpola.
- Serangan beruntun harus teratur dan terangkai dengan rapi.
- Mematuhi segala peraturan yang diberikan oleh wasit terkait sararan yang diperbolehkan.
- Dalam pertandingan pencak silat ada lima juri penilai dan satu orang wasit.
Peraturan Kemenangan Silat
Ada beberapa pont yang menjadi point kemenangan dalam pertandingan pencak silat, berikut ketentuannya :
- Menang angka, yaitu jika pertandingan selesai dalam 3 babak dan juri memenangkan salah satu pesilat dengan jumlah skor lebih banyak.
- Menang teknik, yaitu jika lawan tidak mampu lagi melanjutkan pertandingan.
- Menang mutlak, yaitu apabila lawan dipukul jatuh dan tidak bangun lagi setelah hitungan ke-10 dari wasit.
- Menang diskwalifikasi apabila :
- Apabila lwanan medapat peringatan samapi 3 kali.
- Abila lawan melakukan pelanggaran berat yang membahayakan.
- Apabila lwan melakukan pelanggaran tingkat pertama sehingga lawan tandingnya tidak mampu lagi melanjutkan pertandingan selanjutnya.
- Menang dikarenakan pertandingan tidak seimbang.
- Lawan mengundurkan diri atau tidak hadir dalam pertandingan.
Peraturan Hukum Kepada Pesilat
Ada beberapa hukum yang diberlakukan kepada pesilat sebagai berikut :
- Teguran, diberikan kepada pesilat apabila pesilat melakukan pelanggaran ringan.
- Teguran 1, nilaiberkurang satu point.
- Teguran 2, nilai berkurang dua point.
- Peringatan 1, apabila pesilat mendapatkan teguran dari wasil 3 kali dalam satu babak. Hal ini mengurangi nililai pesilat lima point.
- Peringatan 2, diberikan kepada pesilat apabila sudah mendapat peringatan 1 dan 2 secara berturut-turun, nilai pesilat akan dikurangi 10.
- Diskwalifikasi diberikan kepada pesilat apabila :
- Pesilat mendapat peringatan lagi setelah mendapat peringatan 2.
- Pesilat melakukan pelanggaran berat kepada lawan dengan disengaja yang bertentangan dengan norma keolahragaan.
- Pesilat melakukan pelanggaran tinggkat pertama kepada lawan, hingga lawan tidak dapat melanjutkan pertandingan lagi.
Ketentuan penilaian
Ketentuan penilaian dalam pertandingan pencak silat dapat dikategorikan menjadi lima hal, berikut penjelasan singkatnya :
- Pesilat mendapatkan nilai 1 (satu) apabila pesilat mampu menahan serangan yang dilancarkan oleh lawan kemudian menyusulnya dengan serangan yang mengenai lawan.
- Pesilat mendapatkan nilai 2 (dua) apabila pesilat mampu melakukan serangan kaki yang mengenai lawan.
- Pesilat mendapatkan nilai 3 (tiga) apabila pesilat mampu menjatuhkan lawan.
- Pesilat mendapatkan nilai 4 (empat) apabila pesilat mampu mengunci lawan.
- Selain ke empat penilaian di atas, ada satu penilaian lagi yang memperhatikan kerapian teknik dalam kaidah-kaidah permainan pencak silat. Nilai yang diberikan kepada pesilat adalah terendah 2 (dua) dan teringgi 5 (lima).
Sasaran yang boleh diserang
Sararan yang boleh diserang dalam pertandingan pencak silat adalah seluruh tubuh kecuali bagian leher ke atas dan kemaluan. Bagain-bagian yang boleh dipukul saat pertandingan pencak silat yaitu :
- Dada
- Pinggang kiri dan pinggang kanan
- Perut
- Punggung
- Tungkai dan tangan bisa juga dijadikan sasaran serangan dengan cara menjatuhkan dan mengunci, akan tetapi penyerangan pada bagian ini tidak akan mendapatkan point penilaian.
Aliran dan perguruan pencak silat Indonesia
- Silek Harimau Minangkabau
- Silat Cimande
- Silat Nampon
- Merpati Putih
- Tapak Suci Putera Muhammadiyah
- Bakti Negara
- Perguruan Pencak Silat Nasional Asad (Persinas ASAD)
- Silat Pangean
- Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia (HASDI)
- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
- Silat Perisai Diri
- Silat Riksa Budi Kiwari
- Silat Tunggal Hati Seminari
- Pencak Silat Siwah
- Pencak Silat Bajing Kiring
- Pencak Silat Tadjimalela
- Pencak Silat Madu Bunga Mayang
- Pencak Silat Perguruan Walet Puti
- Silat Perisai Putih
- IPS Nur Haris
Organisasi pencak silat
- PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa)
- IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
- P2STI (Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia)
- PESAKA Malaysia (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)
- PERSISI (Persekutuan Silat Singapore)
- EPSF (European Pencak Silat Federation)
Sampai saat ini Anggota Organisasi Pencak Silat yang sudah tercatat dalam database PERSILAT sebanyak 33 organisasi di seluruh dunia, sedangakan cabang-cabang dari setiap aliran belum terdaftar dalam PERSILAT.
PENCAK SILAT INDONESIA
Leave a Reply